Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Kaos Dakwah Islam vs Kaos Sosialisme Komunis

Mungkin ada yang berfikir bahwa era sosialisme komunis sudah berakhir. Tunggu, bangun dulu dari mimpi anda saudara. Sebagai salah satu Ideologi, selama masih ada yang mengemban, sebuah ideologi akan bisa tetap lestari, tumbuh dan berkembang. Meskipun Uni Soviyet telah runtuh, China bergeser ke arah kapitalisme. Namun ideologi ini masih tetap diemban dan diminati oleh banyak orang. Bahkan salah satu putri Indonesia tahun 2015 ditengarai mendukung ideologi tersebut, hal tersebut dibuktikan dengan diunggahnya foto saat dia memakai kaos dengan logo palu arit. Logo khas dari sosialisme, bukan logo kaos dakwah Islam tentunya.

Saat penulis mengamati gerakan mahasiswa di Jogjakarta, penulis juga menemui banyak mahasiswa yang mengidolakan tokoh-tokoh kiri seperti Karl Marx, Tan Malaka dan lain sebagainya. Ada juga gerakan mahasiswa yang ditengarai ditunggangi oleh pemikiran sosialisme, hal tersebut ditandai dengan usaha mereka melakukan “benturan kelas” dalam aktivitas yang mereka tempuh. Sungguh hal yang sangat memprihatinkan. Bahkan dijumpai orang yang mengidolakan pemikir-pemikir kiri yang berasal dari mahasiswa kampus Islam, seharusnya mereka menjadi pendakwah yang mendalam keislamannya, namun malah menjadi pemuja sosialisme. Sungguh mengherankan.

Kaos Tema Sosialisme Komunisme | Palu Arit
Tak dapat dipungkiri, benturan antar ideologi akan terjadi. Hal tersebut menjadi alamiah karena setiap ideologi berusaha untuk diterapkan, dijaga dan disebarluaskan. Islam akan berbenturan dengan Kapitalisme dan Sosialisme, Kapitalisme akan berbenturan dengan Islam dan Sosialisme, pun Sosialisme akan berbenturan dengan Kapitalisme dan Islam. Sebuah hal yang wajar. Namun bagaimanakah respon kita yang seharusnya sebagai kaum muslimin?

Sebagai muslim yang baik, kita wajib menjunjung tinggi Islam dibanding yang lain. Jadi tak layak seorang muslim mendukung ideologi sosialisme maupun kapitalisme. Salah satu bentuk dukungan yang kita berikan dengan memakai atribut yang mencerminkan Islam, bukan malah sosialisme atau kapitalisma, bahkan sebaliknya. Atribut yang mencoreng nama Islam, naudzubillah min dzalik. Kaos bisa menjadi media efektif untuk hal ini. Jika putri Indonesia 2015, Anindya Kusuma Putri dengan sengaja mengekspos diri memakai kaos kreatif bersimbol palu arit. Kita sebagai muslim juga harus bangga memakai kaos dakwah Islam yang keren dan gaul. Tanpa meninggalkan pesan-pesan Islam yang kuat dan jelas.

Ustad Felix Siauw dengan Kaos Dakwah

Sebagai contoh seperti Ustad Felix Siauw. Beliau memiliki kaos dakwah bertuliskan “Kalau Mikir Nggak Mungkin Atheis”. Sebuah kaos dakwah yang melawan ideologi komunisme yang meniadakan Sang Pencipta. Dan saat ini masih banyak kaos dakwah di berbagai kota besar di Indonesia, ada yang dari Jakarta, Bandung, Makasar, Jogjakarta dan sebagainya. Saatnya kita bangga menunjukkan identitas Islam kita, meski hanya lewat selembar kaos. Karena dakwah bukan hanya tugas pak Kyai. [igeno]

Posting Komentar untuk "Kaos Dakwah Islam vs Kaos Sosialisme Komunis"